Pages

11.22.2010

Ketika Umurmu Bertambah

waktu selalu berlalu begitu cepat, tanpa disadari setahun telah lewat hingga akhirnya hari ini tiba..
hari saat umur hidup bertambah..

happy birthday to me.. >_<

tak bisa disangkal bahwa hari ulang tahun adalah hari yang spesial, karena hanya di hari ini banyak orang yang kukenal memberikan senyumnya disertai ucapan selamat yang pastinya memberi sejuta kebahagiaan.

meski kini umurku telah bertambah lagi, rasanya tak begitu banyak perubahan yang kurasakan..
aku masih tetap sekanak-kanak dulu..

meski angka yang bertambah dalam umurku menjerit-jerit menuntut kedewasaan, diriku masih tetap ingin seperti ini, seperti apa adanya aku..
tak peduli pandangan orang-orang lain yang menganggapku tak sedewasa umurku..

karena itu, kupikir "sekalipun umurmu bertambah, bukan berarti kau tiba-tiba menjadi dewasa"

sementara hari demi hari umurku semakin lanjut, prosesku menuju kedewasaan tak secepat peningkatan umurku..

untuk menjadi dewasa itu memang butuh proses yang mungkin panjang, namun pasti perubahan itu ada..

I grew up a little more key
Yearning for a little more grown up
Thick and a little more grown up
Grew up a little more distance
[Delight - Happy Birthday to Me]

-aku yang sedang menjadi dewasa-

7.02.2010

Case #1 >> Kebenaran De Javu

Apa itu de javu?

De javu adalah kondisi ketika kita dihadapi pada suatu kejadian kita merasa pernah mengalami kejadian tersebut.

Apa kalian pernah mengalaminya? Atau bahkan sering?

Aku pernah.

Tapi, ternyata de javu bukanlah hanya sekedar kita merasa mengalami kejadian tertentu saja, ada kenyataan lain tentang mengapa kita mengalami de javu. Hal yang baru juga kuketahui melalui pembicaraanku dengan seorang sahabat.

Suatu hari, tak terlalu berbeda dengan hari-hari lainnya, aku berjalan pulang bersama sahabatku ini. Pembicaraan yang kami lakukan saat itu pun hanyalah cerita-cerita tentang pengalaman hari itu. Namun, tiba-tiba saja di tengah pembicaraan ia berkata

“Duh, de javu nih..”

Sepertinya ia merasa pernah mengalami kejadian yang terjadi saat itu. Aku hanya tersenyum.

“Gawat, otak gw mulai rusak!” lanjutnya.

Saat itu aku merasa kaget sekaligus geli. “Emangnya de javu itu pertanda otak rusak?!” tanyaku dengan nada bercanda.

“Iya!” jawab sahabatku itu dengan tegas. Aku yang sama sekali tak menduga otomatis terkejut.

“Eh? Serius?!” tanyaku tak percaya.

“Iya, jadi de javu itu bla bla bla bla bla bla...” jelasnya panjang lebar.

Nah, jadi apakah sebenarnya penyebab de javu itu??

Seorang ilmuwan Jepang –Susumu Tonegawa- yang juga merupakan seorang neuroscientist MIT, melakukan eksperimen yang berkaitan dengan de javu pada tikus. Melalui penelitiannya ia membandingkan ingatan pribadi dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ternyata, tikus yang dentate gyrusnya tidak berfungsi normal akan mengalami kesulitan dalam membedakan dua kondisi yang serupa tapi tak sama. Itulah mengapa, pengalaman de javu meningkat seiring bertambahnya usia ataupun hadirnya penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu itu lama atau baru.

(sumber : matabumi)

Sementara itu, Robert Efron berpendapat bahwa de javu disebabkan oleh respon syaraf yang melambat. Hal ini bisa terjadi karena informasi yang masuk ke pusat informasi di otak melewati lebih dari satu jalur. Lobus Temporal dari bagian otak kiri bertanggung jawab untuk menyortir informasi yang masuk. Selain itu, Lobus Temporal menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.

(sumber : enigma)

--Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu—

Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.

Wah, ternyata gitu toh proses terjadinya de javu.

Sedikit surprise juga nih.. :p

Ternyata ada alasan yang benar-benar ilmiah mengenai de javu.

6.09.2010

Nilai VS Kemampuan

Uwaa~

Ga kerasa udah waktunya UAS. Musim UAS bersemi dengan indahnya.. >_<

Saatnya menguji kemampuan kita setelah melewati satu semester yang panjang. Hohoho!

Pastinya tiap orang sibuk mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir ini. Ada yang sibuk baca-baca materi dari dosen, ada juga yang malah sibuk cari tips nyontek ampuh biar ga ketahuan pengawas ujian. Hihi..

Hem..., tapi tau ga sih?

Sebenarnya, hal yang terpenting dengan adanya ujian akhir semester ini adalah menguji sejauh mana kemampuan kita. Namun, sadar atau tidak, ujian jadi ajang untuk mengejar nilai. Dan demi nilai itu, seseorang akan melakukan cara apapun, dan cara-cara itu bisa saja curang.

Aku bilang begini bukan berarti aku tak pernah melakukan cara curang. Lho??

Hanya saja, sekarang ini aku pikir tak ada gunanya aku melakukan cara curang untuk mendapatkan sebuah nilai. That was useless.

Pada akhirnya aku sadar, ketika aku mendapatkan nilai A (misalnya saja), itu bukanlah hasil dari kemampuanku yang sebenarnya. Dan ada rasa tidak puas ketika aku menyadarinya. Nilaiku adalah kemampuan orang lain. Ingin bangga pun jadi tak bisa.

:: Ada sebuah kisah, di saat UTS.

Soal UTS kali itu dibuat seperti mengisi titik-titik yang kosong (jadi inget zaman esde dulu). Lalu di pertanyaan terakhir tertulis

‘Saya menjawab semua pertanyaan ini dengan _________ (jujur/tidak jujur) dan saya memastikan bahwa seluruh jawaban adalah hasil kerja keras saya __________ (sendiri/orang lain/tidak ada kontribusi saya sama sekali).’

Dan untuk jawaban soal tersebut akan diberi nilai 25 (jika jujur dan hasil kerja sendiri).

Lalu, saat pengumuman hasil UTS tersebut, sang asdos mengumumkan bahwa nilai terendah adalah 25.

Awalnya aku tak sadar, tapi ketika aku meneliti hasil ujianku sendiri, jika nilainya 25 berarti orang itu (yang sampai sekarang tak diketahui siapa) hanya menjawab pertanyaan terakhir saja.

Suara hatiku hanya bisa berkata “Cool” Aku pun tersenyum penuh arti.

(Tak mungkin seseorang akan mendapatkan nilai hanya 25 selain dari pertanyaan terakhir itu)

Dan untuk siapapun dia, aku akan mengacungkan semua ibu jari yang bisa kuacungkan. ::

Makannya, aku yang sudah kembali ke jalan yang lurus ini memutuskan untuk mulai berjuang dengan kemampuan sendiri. Percaya dengan kemampuan yang telah aku dapatkan melalui sebuah perjuangan.

Meskipun saat ujian aku akan mengalami rintangan-rintangan dalam memecahkan soal-soal yang hadir di hadapanku, tapi jika aku tetap pada pendirianku untuk tidak melakukan kecurangan, maka ketika akhirnya sang nilai yang keluar bukanlah si A sekalipun aku akan merasa cukup puas tapi juga cukup tidak puas.

“Jadilah cukup tidak puas agar kau mau melakukan yang lebih baik lagi, tetapi cukup puas agar kau bisa bersyukur dan berterimakasih” –Camar indonesia -

Aku sudah berjuang dan berusaha dengan kemampuanku sendiri, itu yang terpenting.

Teringat dengan perkataan seorang dosen. “Kalian ga usah memikirkan soal nilai, yang penting saya ingin kalian bisa!”

(Kurang lebih seperti itulah, aku tak ingat apa yang secara spesifik dikatakan beliau.)

Yang jelas, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa : percuma dapat nilai bagus jika kemampuan nol.

Maka dari itu, jika kita merasa kemampuan kita kurang dan hal itu membuat kita jadi merasa tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Belajarlah! Asah terus kemampuanmu. Jika kita menghadapi jalan buntu dan tak tahu langkah apa lagi yang harus kita lakukan untuk mengupgrade kemampuan kita, buatlah jalan lain. Kita bisa tanya teman, senior, dosen, dan bahkan orang lain yang sekiranya menurut kita mampu membantu kita. Jangan patah semangat kawan...

Terakhir, jangan lupa berdo’a. Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah. Amin.. ^-^

Ganbatte~ minna! You can! I can! We can!

Aku bisa

Aku mampu

Menjadi terbaik yang ku mau

Hanyalah sekali saja

Mengapa menyentuh kau sia-sia

Kutahu kini, saat yang pasti

Aku kan mengejar matahari

Derita yang kualami dahulu

Tak mungkin menghambat angan citaku

Kusambut hari tempat ku nanti

Bagai cahaya meniti pelangi

Aku bisa

Dan aku mau

Warnai hidupku kian berani

Tak ada hari tanpa memperbaiki diri

Kuingin menunjukkan yang terbaik

Dariku...

(Vidi Aldiano – Aku Bisa)

Semangat penuh untuk menghadapi UAS...!! \(^-^)/

5.05.2010

Cantik itu, bahagia jadi diri sendiri

Aku tersentak ketika mendengar kalimat yang kudengar dari iklan sebuah sabun kecantikan. Banyak orang yang selalu ingin tampil cantik. Cantik fisik tentunya. Otomatis yang terbayang adalah kulit putih dan mulus, hidung mancung, bibir tipis, serta bulu mata yang lentik. Demi hal itu, banyak sekali cara yang mereka lakukan untuk menjadi cantik dengan biaya yang tak murah.

Dengan statement di atas, rasanya jadi menyadarkanku. Bahwa cantik itu tak hanya sebatas fisik. Tetapi, kita bisa menjadi cantik dengan merasa bahagia. Karena perasaan bahagia membuat kita memancarkan aura kecantikan dari dalam.

Lalu, bagaimana agar kita merasa bahagia dengan diri sendiri?

Tak ada manusia yang sempurna, karena itu setiap orang pastinya memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Meski terkadang kita merasa iri terhadap orang lain, lalu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain yang pada akhirnya membuat kita menjadi tak percaya diri *hal yang terkadang kualami*.

“Ingatlah, yang namanya daya tarik itu pasti berbeda untuk setiap orang. Tiap orang punya daya tariknya masing-masing, makanya tidak ada perlunya membanding-bandingkan dan memang tidak bisa dibanding-bandingkan kok.” (Mori Etoh, Throbbing Tonight - a comic by Koi Ikeno *dengan sedikit perubahan*).

Bahagia menjadi diri sendiri itu, ketika kita bukan hanya menyukai segala kelebihan kita tapi juga kita menerima segala kekurangan kita. Dan bukannya menyesali apa yang tidak kita miliki, melainkan mensyukuri apa yang kita miliki.


Menjadi diriku

Dengan segala kekurangan

Menjadi diriku

Atas kelebihanku

Terimalah aku seperti apa adanya

Aku hanya insan biasa tak mungkin sempurna

Tetap kubangga atas apa yang kupunya

Setiap waktu kunikmati

Anugrah hidup yang kumiliki

(edcoustic - Menjadi Diriku)

4.22.2010

Minnasan~ yoroshiku onegaishimasu! >_<

Jibun de suru koto sarani wa dare de mo nai
be yourself even you're nobody

Atas dasar itulah blog ini di buat.

Dengan memanfaatkan blog dan sedikit bakat menulis *ehem...*
akhirnya aku memutuskan untuk membuatnya!

Diiringi harapan tulisan-tulisanku bisa memberi inspirasi bagi yang membacanya.
Hopefully...!

Tentunya tak lepas dari keinginanku untuk terus menjadi diri sendiri.
Yups.., LET'S GO BLOG! \(^_^)/

About Me

My photo
cat lover, japan addict, spy girl, paparazzi, the nocturnal, plegmatis, book eater, newbie teacher, single happy, travel writer wannabe;