Pages

9.16.2013

CPD dan Shikat Miring!

Sebelum kita masuk ke inti cerita, rasanya perlu saya jelasin dikit tentang CPD dan "Shikat Miring!".
CPD merupakan singkatan dari Camping Pendidikan Dasar, yang merupakan bagian dari kegiatan orientasi siswa yang biasa disebut MOS (buat yang se-zaman sama saya), atau kalau disesuaikan dengan zaman sekarang bisa disebut MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) atau MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Nah, kegiatan CPD ini baru saja diselenggarakan minggu lalu di sekolah tempat saya bekerja, dimana acaranya diselenggarakan malam hari.
Lalu, apa itu "Shikat Miring!"? Buat yang baru denger mungkin dari namanya saja sudah terdengar aneh, belum lagi dengan penambahan huruf 'h' diantara 's' dan 'i'. Nah, kalo untuk soal yang satu ini kayanya Mas Danang sama Mas Darto lebih tau. Jadi silakan nonton (atau youtubing) aja The Comment di Net Tv. :D
Caution! : Ada baiknya kalian tau dulu apa itu Shikat Miring sebelum membaca tulisan di bawah ini. Supaya lebih 'ngena' gitu.

Ok. Jadi cerita ini dimulai minggu lalu, pada suatu sore yang cerah (kalo ngga mau disebut panas).
Sesuai dengan yang telah direncanakan, kami para panitia CPD (terdiri dari anggota OSIS dan guru muda *ehem) bersiap-siap untuk pergi ke lokasi. Saya yang tahun lalu jadi tim medis, sama sekali ngga nyangka sekarang diminta untuk jagain pos. Buat yang pernah ngalamin CPD atau Pelantikan Anggota pasti ada kan kegiatan malem-malem yang keliling dari satu pos ke satu pos lain buat ngelaksanain misi?
Nah, saya diminta sama salah satu anggota OSIS untuk jaga di Pos 1 bareng sama dua orang anggota OSIS, sebut saja A dan R (belum ada izin untuk mempublikasikan nama),  yang bikin saya agak kaget karena udah berasumsi cuma bakalan jadi tim medis aja.

Singkatnya, kami tiba di tempat perkemahan yang jaraknya tak begitu jauh dari sekolah.
Malam pun menjelang. Setelah makan malam, R, salah satu anggota OSIS yang sama-sama jagain pos 1 bareng saya ngajak diskusi soal pertanyaan yang nanti akan diberikan dan hukumannya kalau mereka ngga bisa jawab.
Pertanyaan selesai dibahas, dan untuk hukuman R menyarankan untuk jalan bebek sambil nyanyi Potong Bebek Angsa, yang menurut saya agak kurang 'wah'. Awalnya terbersit sebuah ide dalam kepala saya untuk memberikan hukuman 'Goyang Caesar' yang populer waktu Ramadhan kemarin. Tapi karena saya sendiri tidak tahu seperti apa bentuk goyang tersebut (karena hanya mendengar cerita dari sepupu saya yang selalu nonton acara itu pas sahur), jadinya ide itu saya cancel.
Mendadak, entah datang darimana dan bagaimana, "Shikat Miring!" tiba-tiba saja muncul dalam benak saya. Sebelum saya sempat memproses ataupun memikirkan kembali ide tersebut, mulut saya langsung saja melontarkan ide untuk memberikan hukuman berupa "Shikat Miring!" pada R, yang diluar dugaan, merespon ide itu dengan terlalu baik.
Dengan semangat 45 dia memanggil A yang kebetulan banget tau tentang "Shikat Miring!". Saat itu saya merasa telah salah bicara. Oh Noooo~

Karena sudah terlanjur basah, akhirnya saya malah ikut semangat ngebahas rencana tersebut. Kami bahkan merencanakan latihan singkat "Shikat Miring!" saat pengecekan lokasi pos. Sayangnya latihan tersebut terpaksa dibatalkan karena kami cek lokasi pos rame-rame sama penjaga pos lain. Jadinya kami hanya berlatih dialog "Shikat Miring!" di rumah kecil tempat para panitia berkumpul.

Finally, pertunjukan dimulai!
Sekitar jam 11 malam kami sudah berjaga di pos. Posnya berupa saung kecil di dekat sawah, di dalam hutan yang dikelilingi pohon. Ditemani sebatang lilin yang berpendar dan keripik kentang rasa balado, kami latihan "Shikat Miring!" kecil-kecilan yang membuat kami bertiga tak hentinya tertawa karena segala kekonyolan "Shikat Miring!" ini. Ide siapa sih ini?



Oke, saya yang ngasih ide.

Menit demi menit berlalu dan belum ada satupun kelompok peserta yang muncul (satu kelompok terdiri dari 6-9 orang). Sambil menunggu, saya merebahkan diri di saung, merasakan dinginnya udara di tengah alam yang pada akhirnya membuat saya tertidur.

1 jam kemudian, saya dibangunkan karena tanda-tanda kelompok peserta pertama sudah terlihat.
Saya berdiri dan bertanya-tanya dalam hati, Benarkah saya harus melakukan ini?. Meski merasa ini memalukan, tapi keinginan saya untuk membuat hukumannya 'menarik' akhirnya memantapkan keinginan saya untuk meneruskan misi ini.
The show must go on, guys~

Kelompok peserta pertama tiba di hadapan kami.
Akhirnya, setelah melontarkan beberapa pertanyaan dan dijawab dengan kurang memuaskan, hukuman "Shikat Miring!" pertama pun dijatuhkan. Herannya, tak ada satu orang pun yang tahu 'tarian' ini. Jadi, saya, R, dan A memperagakan gerakan-gerakan ini satu kali dan nantinya harus dicontoh oleh mereka. Berikut langkah-langkah melakukan "Shikat Miring!" versi kami :
Pertama, satukan kedua telapak tangan (seperti posisi memberi salam) dan letakkan di depan dada, lalu ucapkan "Pertama niatkan, kalau belum sanggup ya sanggupin!" sambil mengepalkan kedua tangan dan menariknya seperti mengatakan "Yes!"
Berikutnya ucapkan "Kalau udah sanggup langsung di sundul sayang~," (menggerakkan kepala seperti menyundul bola ke arah kanan). "Kecup manja...," (menggerakkan kepala ke kiri dan memajukan bibir seperti ingin mencium disertai suara kecupan, mmuah~).
Langsung ucapkan, "Iris tipiiiiis," (menggerakkan lengan kanan dibawah lengan kiri seperti mem-fillet ikan). "Potong maniiiiis," (menggerakkan tangan kanan diatas lengan kiri seperti memotong buncis).
Terakhir, rentangkan kedua lengan dan tekuk kaki kiri ke depan lalu ucapkan "Shikat Miring!"

Uhuk. Selesai menulis tutorial barusan saya masih merasa malu. Bangeeeet.
Tidaaak, apa yang saya lakukaaan? *gali lubang dan sembunyi.

Peserta berikutnya dan berikutnya dan berikutnya lagi datang, hukuman "Shikat Miring!" pun dijatuhkan bertubi-tubi, membuat saya menggali lubang imajinasi semakin dalam. Peserta terakhir akhirnya berlalu dan saya merasa seperti kepiting rebus.
Kembali ke rumah kecil kami, menertawakan kekonyolan yang baru saja kami lakukan sembari menunggu para peserta kembali. Topik "Shikat Miring!", entah bagaimana menjadi populer. Hingga membuat salah seorang guru yang belum tahu langsung mencarinya saat itu juga melalui youtube. Sampai para peserta membahasnya bahkan setelah kembali ke lokasi kemping. Dan bahkan masih tetap populer hingga saat tulisan ini saya buat, mungkin hingga esok, minggu depan, bulan depan, dan bisa jadi, tahun depan.

Beberapa anggota OSIS yang tahu tentang pertunjukan"Shikat Miring!" yang kami lakukan di pos 1 dan tidak tahu bagaimana 'wujudnya', bahkan sampai meminta saya untuk menunjukkan 'tarian' itu pada mereka. Saya katakan bahwa itu adalah pertunjukkan spesial kemping. No. More.

Saat ini saya masih heran dengan kenekatan saya sendiri dalam melakukan pertunjukkan itu. Saya yang beberapa waktu lalu malu berat hanya karena dihukum nyanyi lagu Potong Bebek Angsa dengan huruf vokal 'a' (jadi Patang Babak Angsa) di suatu acara, kok ya bisa-bisanya menunjukkan 'tarian' "Shikat Miring!", depan murid-murid pula. Hahaha. ;p
Sebelumnya, saya belum pernah sekalipun se-ekspresif ini. Apa ini efek training #Xpressive yang terlambat?

Walaupun saya jelas-jelas masih merasa malu dan ketawa konyol kalau ada yang mengangkat topik itu ataupun teringat pertunjukan itu, tapi saya berpikir, kalau semua itu membuat saya sadar bahwa saya pun bisa se-ekspresif itu. Bukankah itu bagus? Bukankah itu artinya sebuah kemajuan, sebuah perubahan kecil yang nantinya akan berdampak besar? Who knows.


- Saya yang masih bertanya-tanya kenapa menuliskan cerita ini dan mempermalukan diri sendiri -
抜き猫

6.11.2013

Pro Kontra S2

Dag. Dig. Dug.
Harap-harap cemas aku membuka file Hasil Pengumuman S2

Yup, sebulan yang lalu aku mengikuti ujian seleksi masuk S2 jurusan Pendidikan Bahasa Jepang di UPI. Pilihan yang menimbulkan pro kontra.
Kenapa pro kontra?

Aku yang lulusan Pendidikan Ilmu Komputer jelas-jelas ngga nyambung sama Pendidikan Bahasa Jepang. Tapi ngambil kuliah Bahasa Jepang sudah jadi cita-citaku sejak masa SMP, lebih tepatnya akhir SMP.

Di luar dugaan, waktu aku mengutarakan keinginanku untuk mengikuti ujian masuk Bahasa Jepang ibuku setuju. Menurutnya lebih baik aku mengambil jurusan Bahasa Jepang (di UPI) ketimbang kuliah di luar kota (aku pernah berniat kuliah di Jogja) atau di Jepang (one of my dreams too).
Setelah melakukan penyelidikan melalui website Pascasarjana UPI dan interogasi bagian pendaftaran, dengan tekad aku mengisi pendaftaran.
Untuk menyerahkan formulir pendaftaran dibutuhkan rekomendasi dari dua orang dosen.
Saat meminta rekomendasi inilah timbul kontra.
Tentu jadi pertanyaan kenapa aku memilih Bahasa Jepang dan tidak melanjutkan ke jurusan yang berbau komputer atau mungkin pendidikan.
Bagaimanapun dulu aku diterima di Pendidikan Ilmu Komputer bisa dibilang 'nyasar'. (read this)
Waktu dipikir sekarang rasanya dulu agak menyesal juga tidak mencoba lagi SPMB ke jurusan Bahasa Jepang. *lupakan*
Karena alasan itulah, aku berpikir untuk tidak melanjutkan ke jurusan yang berbau komputer. Kayanya ngga dulu deeh.. Aku berpikir aku ngga mau menyesal lagi.
Kali ini aku akan mencoba masuk ke Bahasa Jepang. Sengaja mengisi hanya satu pilihan saja.
Meski ayahku menyarankan untuk mengisi pilihan kedua.
Aku bertahan pada pilihanku. Jawabannya, tidak.

Buatku keterima atau tidaknya aku di Bahasa Jepang kali ini menentukan banyak hal.
Karenanya aku berharap besar untuk keterima.
Jika keterima aku lebih memiliki rencana jelas untuk hidupku.
Jika tidak aku harus berpikir ulang mengenai rencana-rencana untuk hidupku.

Dag. Dig. Dug.
Aku mulai mencari deretan namaku di antara daftar pengumuman mahasiswa yang lolos seleksi.
Satu per satu baris nama kubaca. Sangat hati-hati.
Seakan namaku tak akan terbaca jika terlewat sekedip saja.
Semakin mendekati baris akhir aku semakin cemas.

Dan begitu baris terakhir terlewati, aku harus menerima kenyataan bahwa aku tidak diterima.

Tidak diterima.
Sesaat aku merasa bimbang.
Apa yang harus kulakukan setelah ini?

Kali ini pro kontra itu ada di dalam diriku sendiri.

Mungkin bukannya tidak tapi belum.

Belum diterima.
Aku akan mencoba lagi.
Bukankah terlalu cepat untuk menyerah?

Entah apa penyebab aku belum diterima kali ini. Manusia selalu punya rencana, berusaha untuk meraih keinginannya. Namun pada akhirnya Allah lah yang menentukan.
Rencana Allah selalu indah. Meski kini aku belum tahu apa yang direncanakanNya untukku.

Syukuri dan hadapi.
Life goes on. :)

抜き猫

6.02.2013

Vidi Aldiano, Dari Dekat


Kini terasa sungguh~
Semakin engkau jauh.., semakin terasa dekat~

Itulah sepotong lirik Nuansa Bening yang dinyanyikan oleh Vidi Aldiano.
Nuansa Bening inilah yang membuatku jatuh cinta sama suaranya.
Dan hari ini (1 Juni 2013), waktu denger langsung Vidi menyanyikan lagu Nuansa Bening di acara Puteri Maranatha 2013 aku tambah jatuh cinta aja... >.< (tidaaaaaaaaak~ suaranya jauh lebih keren daripada kalau denger di radio atau televisi). *Maklumlah baru sekali ini denger suaranya Vidi secara langsung.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, langsung deh nyalain kamera, ganti ke mode video, rekam!
Berikut potongan video nya ^^ : (walau agak-agak nge blur sih)


Berhubung acara utamanya adalah Grand Final Puteri Maranatha 2013, aku jadi harap-harap cemas, menunggu kembali kehadiran Vidi Aldiano di atas panggung.
Menurut dugaanku kalau di acara semacam ini, seperti yang pernah aku lihat di tv, di akhir acara bintang tamu biasanya tampil lagi.

Akhirnya setelah pengumuman pemenang Puteri Maranatha 2013, sang MC memanggil kembali Vidi ke atas panggung. Alunan musik Gadis Genit pun mulai terdengar.., lalu suara Vidi mengalun merdu menggetarkan hati. ;)

Aku yang sudah cukup puas mendengar langsung suara Vidi, dikejutkan oleh ajakannya pada para penonton untuk maju ke depan saat ia menyanyikan lagu terakhir.
Pupus Kasih Tak Sampai.

Aku masih memegang kamera, berjalan semakin dekat sambil menghindari orang-orang yang berlalu lalang, semakin dekat berusaha merekam sosoknya diantara kerumunan orang-orang lain (cewek semua pastinya), semakin dekat hingga akhirnya dapat merekamnya dengan angle yang nyaman, semakin dekat sampai aku berpikir belum pernah sosoknya sedekat ini denganku. Wajahnya bahkan tepat berada di depanku (atau lebih tepatnya di depan lensa kamera yang kupegang).

Jantungku berdebar-debar, berteriak senang. Membuatku ingin bersorak.
Banzaiii~ Banzaiii~  o(^^)o \(^^)/ o(^^)o \(^^)/

Aku begitu menikmati lagu yang ia nyanyikan, hingga baris terakhir lirik terdengar.

Aku tak mengerti apa yang kurasa~

Ya, akupun tak mengerti apa yang kurasa.
Semua perasaanku bercampur hingga rasanya tak cukup diungkapkan dengan kata-kata. *nangis haru :')

抜き猫

4.09.2013

Karena Terbiasa...

Memang cinta itu datang karena terbiasa, itulah fitrahnya.  [@felixsiauw]

Awalnya terbiasa melihat
Lalu terbiasa bertemu
Jadi terbiasa berdekatan
Terus terbiasa mengobrol
Lama-lama terbiasa jalan bareng

Saat sendirian terbiasa membayangkannya
Mencari tahu tentangnya
Membaca tentangnya
Mendengar tentangnya
Tidak mengherankan bila perasaan itu semakin menguat.

Cinta datang tiba-tiba~ (siapa bilang?)
Orang Jawa bilang witing tresno jalaran soko kulino.
Ya itu tadi, cinta datang karena telah terbiasa.

Pada dasarnya, perasaan itu akan menguat bila diberi rangsangan secara terus-menerus, berkelanjutan. Kalau mau dibikin lemah bahkan dibikin hilang, ya jangan diberi rangsangan.
Sama kaya tanaman yang akan tumbuh dan berkembang jika diberi pupuk dan disirami, ia akan layu jika tidak diberi nutrisi (si pupuk dan si air tadi).

Kalau mau dihilangkan, ya Biasakan !!

Biasakan tidak jalan bareng
Biasakan tidak sering mengobrol
Biasakan tidak sering berdekatan
Biasakan tidak sering bertemu
Biasakan tidak sering melihat
(Apalagi kalo ga perlu-perlu amat)

Biasakan tidak mendengar tentangnya
Biasakan tidak membaca tentangnya
Biasakan tidak mencari tahu tentangnya
Biasakan tidak membayang-bayangkan sosoknya
(Masih banyak hal lain yang lebih bermanfaat kok :) )

Melepaskan perasaan itu bukanlah hal yang mudah, karena memang ada kenikmatan tersendiri saat tenggelam di dalamnya.

In the end, it's a choice.
Terus tenggelam dalam kegalauan atau keluar dari sana dan merasakan kenikmatan yang jauh lebih besar dengan melakukan hal-hal yang positif.


So, it's not being blue is another kind of beauty
but being lonely because of Allah is another kind of beauty. :')

抜き猫

4.06.2013

1st Exercise : Sense of Sight

Show, don't tell
Ini adalah aturan paling penting dalam mendeskripsikan sesuatu pada sebuah tulisan.
Berdasarkan aturan tersebut, maka minggu lalu kami berlatih menulis untuk mendeskripsikan suatu benda. Kebetulan, saat itu di hadapan kami bertebaran berbagai macam cemilan, akhirnya dipilihlah satu cemilan untuk kami deskripsikan bersama.
As we know, kita memiliki 5 jenis indra. Nah, yang kami latih pertama kali ini adalah indra penglihatan.
Karena itu, kami hanya boleh mendeskripsikan si cemilan tadi hanya berdasarkan apa yang kami lihat saja. Dan dalam waktu yang berlalu seperti sekejap mata, inilah tulisanku saat itu :

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 

Warna hijaunya mengingatkan pada Hulk, tau kan si tokoh superhero berbadan besar itu? Berbeda dengan Hulk yang berubah jadi hijau karena suatu bahan kimia, warna hijau miliknya kemungkinan diakibatkan oleh pandan atau bisa juga oleh pewarna makanan (eh, tapi itu kan bahan kimia juga ya?). Bentuknya mirip balok (yang setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata bentuknya silinder! Iya, silinder!) dengan lubang kecil memanjang di tengahnya.

Cemilan jenis apakah ia?
(ayo, tebak-tebak berhadiah ^^)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 

Karena waktunya yang memang sangat-sangat terbatas, dan aku yang waktu itu mikirnya emang rada lama, jadinya cuman segitu aja..
Minggu ini, rencananya kami akan melatih indra-indra yang lain. Afdolnya sih si cemilan itu hadir lagi di tengah-tengah kami, biar nulis deskripsinya makin mantap. *Bilang aja nagih :p. 

抜き猫

3.29.2013

Aku, Musik, dan Vidi Aldiano

Sejak dulu, aku tak punya ketertarikan khusus dengan musik.
Meskipun waktu kecil memang sering denger lagu-lagunya penyanyi cilik tahun 90an, itu juga karena ibuku yang membelikan kaset-kasetnya.
Tapi, semenjak SMP, aku dan musik berada di wilayah yang berbeda.
Jangan tanya soal lagu-lagu terkenal masa itu atau siapa penyanyi favoritku. Waktu zaman SMP aku bisa dibilang bukan anak gaul, kerjanya cuman belajar sama baca komik.. :p

Memasuki SMA, karena ketertarikanku dengan Jepang, aku jadi menyukai lagu-lagu Jepang, meski tetap saja ga punya artis favorit. Aku cuman seneng aja sama lagu-lagunya yang enak didengar. :)

Aku sendiri tak menyangka kalau akhirya bisa tertarik dengan seorang penyanyi secara personal.
Dan penyanyi itu adalah Vidi Aldiano. ^^
Sejak secara kebetulan melihat video clip Nuansa Bening di tv, entah gimana aku tertarik begitu saja. Suaranya langsung saja mengalihkan perhatianku..



Aku yang tadinya ga tertarik nonton acara musik jadi sering nonton acara musik buat dengerin Vidi nyanyi. Haha :D
Love his voice! >_<

抜き猫

Mata, Botol, Sakit

Dua minggu yang lalu, seperti biasa kami (komunitas penulis @najmubooks) berkumpul. Tema yang kami bahas kali ini adalah menulis cepat dengan strategi tiga kata, dimana kami memilih tiga kata secara acak. Secara unik, kata yang terpilih adalah mata, botol, dan sakit.
Kami semua harus menulis apapun, dengan syarat harus ada kata mata, botol, dan sakit.
Kelihatan sulit untuk disambungkan, eh?
Kata siapa...

Akhirnya setelah waktu sepuluh menit berlalu, kami saling bertukar tulisan dan membacakannya. Perbedaan tulisan kami semua, (ada yang lucu, ada yang penuh makna, ada yang bercerita fiksi, ada yang ceritanya khayalan banget) membuktikan bahwa memang asosiasi pikiran setiap orang itu berbeda. Dengan tiga kata itu saja, bisa tercipta bermacam variasi tulisan ;)

Dan inilah tulisanku...

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Ngomong-ngomong tentang mata, sebagai salah satu organ tubuh kita yang tentunya seperti kita semua ketahui berfungsi untuk melihat, penting sekali bagi kita untuk menjaga kesahatannya.
Bisa dibayangkan, jika mata kita 'sakit', seperti kondisi mataku sekarang yang minusnya udah tinggi banget, akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Seperti yang aku rasakan saat ini, betapa kesulitannya aku saat 'kehilangan' kacamata. Entah itu lupa taruh dimana atau juga pecah karena jatuh bahkan patah karena kecerobohanku yang udah ga ketulungan. Saat-saat 'kehilangan' itu menjadi saat yang urgent banget karena segala sesuatu di sekelilingku menjadi buram.
Untungnya, di zaman sekarang dengan teknologi yang semakin canggih, kalo minusnya tebel si lensa bisa ditipisin sehingga tidak akan terlihat tebal. Kalo zaman dulu sih kacamatnya bisa jadi kelihatan kaya tutup botol. Haha :p
Kaya gini nih --> @.@
Maka dari itu penting sekali menjaga kesehatan mata kita. Penyesalan selalu datang belakang, karenanya jaga kesehatan mata kita dari sekarang. :)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Saking cepatnya aku menulis, sampai-sampai ada kesalahan penulisan. Apa ada yang sadar?

Yup, seharusnya aku menulis 'pantat botol' dan bukannya 'tutup botol' -____-
*Hihi, apa jadinya kacamata kaya tutup botol? :))

Setelah sesi pertemuan kami kali ini selesai, dalam perjalanan pulang aku terus memikirkan ide lain dengan kata mata, botol, dan sakit. Mengingat betapa tiga kata itu saja bisa menciptakan berbagai macam bentuk tulisan, berbagai cerita.
Lalu muncul suatu adegan sederhana dalam benakku. Berikut jika adegan itu diterjemahkan ke dalam bentuk kata-kata :

"Tanganku mengaduk-aduk isi tas dengan terburu-buru, mencari sebuah botol kecil berisi cairan bening. Sementara rasa sakit seakan-akan menusuk mataku. Begitu kutemukan botol itu, aku membuka tutupnya cepat. Segera kudongakkan kepalaku dan meneteskan cairan bening di dalamnya. Kukerjap-kerjapkan mataku beberapa kali seraya meraih cermin di atas meja dan menghadapkannya ke arah wajahku. Aku membuka mata dan memperhatikan mataku yang kembali terlihat jernih. Rasa sakitnya pun mulai menghilang meski mataku masih berair. Aku menunjukkan obat tetes mata itu ke arah kamera dan berkata 'Menghilangkan perih, dalam sekejap!' Aku memasang senyum termanis hingga akhirnya terdengar suara sutradara berteriak 'CUT!'."

Rasanya ajaib sekali dengan tiga kata saja bisa muncul berbagai macam ide. Seringkali, kita merasa tak bisa menulis jika tak ada ide. Tapi sebenarnya, kita masih bisa menulis meski tak ada ide, yang tidak bisa itu jika ada ide tapi tak ada kemauan [@nulisbuku].

So, keep writing! ^^

抜き猫

About Me

My photo
cat lover, japan addict, spy girl, paparazzi, the nocturnal, plegmatis, book eater, newbie teacher, single happy, travel writer wannabe;