Pages

7.02.2014

Pertandingan Sengit Argentina VS Swiss

Selasa, 1 Juli 2014, Argentina bertemu dengan Swiss dalam babak 16 besar.


Pertandingan yang sudah saya nanti-nantikan dan membuat penasaran sejak beberapa hari sebelumnya. Bagaimanapun, sebagai pendukung Argentina, saya berharap mereka dapat memenangkan pertarungan dengan Swiss dan melaju ke babak 8 besar. Namun demikian, Swiss bukanlah lawan yang mudah untuk dihadapi.
Sejak awal pertandingan dimulai, gerakan para pemain Swiss yang cepat dan pertahananannya yang ketat, mampu menahan serangan-serangan Argentina. Berkali-kali tendangan pemain Argentina menuju gawag berhasil dihentikan oleh kiper Swiss, Benaglio [1].
Dalam pertandingan ini, Argentina lebih banyak menguasai bola, menciptakan banyak kesempatan yang sayangnya, tidak dieksekusi dengan begitu baik. Banyak operan-operan yang seharusnya bisa saja menciptakan gol namun seringkali tidak berbuah karena tidak ada pemain yang menerima operan tersebut sehingga bola berhasil dihalau oleh pemain-pemain Swiss.
Selama dua babak Argentina belum berhasil membobol gawang Benaglio, membuat pertandingan semakin menegangkan dan saya semakin cemas. Karena bukan tidak mungkin Swiss berhasil lebih dulu menembus gawang Argentina yang dijaga oleh Sergio Romero [1]. Beberapa kali serangan Swiss nyaris membahayakan Argentina.
Angka 0 pun bertahan di kedua tim setelah 90 menit dan ketegangan masih akan berlanjut selama 30 menit lagi, membuat jantung saya semakin berdetak tidak karuan.
Babak pertama perpanjangan waktu berlalu begitu cepat dan angka 0 masih saja tak bergeming. Tidak begitu banyak perubahan yang terjadi dalam permainan tim Argentina, pertahanan Swiss pun masih sulit ditembus.
Permainan dalam babak kedua perpanjangan waktu semakin sengit, semakin cepat, semakin menegangkan. Saya benar-benar berharap Argentina berhasil memasukkan bola, karena jika akhirnya harus memasuki babak pinalti saya tidak begitu yakin Argentina dapat memasukkan lebih banyak bola ketimbang Swiss (melihat kemampuan Benaglio menahan serangan-serangan Argentina selama pertandingan). Lagipula saya juga tidak yakin bisa menahan ketegangan yang membuat jantung saya hampir pecah.
Hingga akhirnya, saya melihat kesempatan datang, ketika pemain-pemain Swiss tidak begitu banyak di depan gawang. Lionel Messi [10] menggiring bola, melewati satu dua pemain lalu mengoper ke kanan, di sana ada Gonzalo Higuain [9] dan Angel Di Maria [7]. Bola diterima oleh Di Maria, langsung ditendang ke gawang, melewati Benaglio, dan berhasil masuk ke sudut kiri gawang.


Seketika saya mengangkat tangan dan bersorak gembira (yang sedikit ditahan karena sudah dini hari).
Akhirnya, akhirnya! Yes! Yes! Yes! Dalam hati saya berteriak kegirangan, menari-nari bahagia. >_<

             www.thestar.com.my                                uk.reuters.com

Setelah 118 menit yang panjang, Argentina pun berhasil merobek gawang Swiss.
Mungkin ada yang mengatakan itu hanya keberuntungan, tapi keberuntungan pun merupakan salah satu faktor penentu pertandingan. Not anything wrong with that.
Kini, angka 0 di tim Argentina pun tersingkirkan oleh angka 1. Namun saya merasa Argentina justru harus semakin waspada. Karena setelah gawang mereka dibobol, Swiss tentu akan semakin memperkuat serangannya.
Hal ini terbukti ketika Benaglio turut serta menyerang pertahanan Argentina, yang dengan lega saya katakan, tak berhasil dipatahkan oleh serangan pemain-pemain Swiss. Terutama ketika Swiss mendapatkan tendangan bebas, dengan jarak 17 meter menuju gawang, yang tak berhasil menembus penjagaan Romero.

Lalu peluit akhir pertandingan pun dibunyikan dan pertandingan yang penuh ketegangan pun berakhir.
Saya menghembuskan napas, lega selega-leganya.

Argentina berhasil maju ke babak 8 besar, dengan skor 1-0.
Kemenangannya atas Swiss.


Siapa yang akan dihadapi oleh Argentina di babak 8 besar.
Kita nantikan hasil pertandingan antara Belgia dan Amerika Serikat. :)


抜き猫

About Me

My photo
cat lover, japan addict, spy girl, paparazzi, the nocturnal, plegmatis, book eater, newbie teacher, single happy, travel writer wannabe;