Pages

7.02.2010

Case #1 >> Kebenaran De Javu

Apa itu de javu?

De javu adalah kondisi ketika kita dihadapi pada suatu kejadian kita merasa pernah mengalami kejadian tersebut.

Apa kalian pernah mengalaminya? Atau bahkan sering?

Aku pernah.

Tapi, ternyata de javu bukanlah hanya sekedar kita merasa mengalami kejadian tertentu saja, ada kenyataan lain tentang mengapa kita mengalami de javu. Hal yang baru juga kuketahui melalui pembicaraanku dengan seorang sahabat.

Suatu hari, tak terlalu berbeda dengan hari-hari lainnya, aku berjalan pulang bersama sahabatku ini. Pembicaraan yang kami lakukan saat itu pun hanyalah cerita-cerita tentang pengalaman hari itu. Namun, tiba-tiba saja di tengah pembicaraan ia berkata

“Duh, de javu nih..”

Sepertinya ia merasa pernah mengalami kejadian yang terjadi saat itu. Aku hanya tersenyum.

“Gawat, otak gw mulai rusak!” lanjutnya.

Saat itu aku merasa kaget sekaligus geli. “Emangnya de javu itu pertanda otak rusak?!” tanyaku dengan nada bercanda.

“Iya!” jawab sahabatku itu dengan tegas. Aku yang sama sekali tak menduga otomatis terkejut.

“Eh? Serius?!” tanyaku tak percaya.

“Iya, jadi de javu itu bla bla bla bla bla bla...” jelasnya panjang lebar.

Nah, jadi apakah sebenarnya penyebab de javu itu??

Seorang ilmuwan Jepang –Susumu Tonegawa- yang juga merupakan seorang neuroscientist MIT, melakukan eksperimen yang berkaitan dengan de javu pada tikus. Melalui penelitiannya ia membandingkan ingatan pribadi dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ternyata, tikus yang dentate gyrusnya tidak berfungsi normal akan mengalami kesulitan dalam membedakan dua kondisi yang serupa tapi tak sama. Itulah mengapa, pengalaman de javu meningkat seiring bertambahnya usia ataupun hadirnya penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu itu lama atau baru.

(sumber : matabumi)

Sementara itu, Robert Efron berpendapat bahwa de javu disebabkan oleh respon syaraf yang melambat. Hal ini bisa terjadi karena informasi yang masuk ke pusat informasi di otak melewati lebih dari satu jalur. Lobus Temporal dari bagian otak kiri bertanggung jawab untuk menyortir informasi yang masuk. Selain itu, Lobus Temporal menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.

(sumber : enigma)

--Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu—

Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.

Wah, ternyata gitu toh proses terjadinya de javu.

Sedikit surprise juga nih.. :p

Ternyata ada alasan yang benar-benar ilmiah mengenai de javu.

About Me

My photo
cat lover, japan addict, spy girl, paparazzi, the nocturnal, plegmatis, book eater, newbie teacher, single happy, travel writer wannabe;