Pages

9.16.2013

CPD dan Shikat Miring!

Sebelum kita masuk ke inti cerita, rasanya perlu saya jelasin dikit tentang CPD dan "Shikat Miring!".
CPD merupakan singkatan dari Camping Pendidikan Dasar, yang merupakan bagian dari kegiatan orientasi siswa yang biasa disebut MOS (buat yang se-zaman sama saya), atau kalau disesuaikan dengan zaman sekarang bisa disebut MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) atau MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Nah, kegiatan CPD ini baru saja diselenggarakan minggu lalu di sekolah tempat saya bekerja, dimana acaranya diselenggarakan malam hari.
Lalu, apa itu "Shikat Miring!"? Buat yang baru denger mungkin dari namanya saja sudah terdengar aneh, belum lagi dengan penambahan huruf 'h' diantara 's' dan 'i'. Nah, kalo untuk soal yang satu ini kayanya Mas Danang sama Mas Darto lebih tau. Jadi silakan nonton (atau youtubing) aja The Comment di Net Tv. :D
Caution! : Ada baiknya kalian tau dulu apa itu Shikat Miring sebelum membaca tulisan di bawah ini. Supaya lebih 'ngena' gitu.

Ok. Jadi cerita ini dimulai minggu lalu, pada suatu sore yang cerah (kalo ngga mau disebut panas).
Sesuai dengan yang telah direncanakan, kami para panitia CPD (terdiri dari anggota OSIS dan guru muda *ehem) bersiap-siap untuk pergi ke lokasi. Saya yang tahun lalu jadi tim medis, sama sekali ngga nyangka sekarang diminta untuk jagain pos. Buat yang pernah ngalamin CPD atau Pelantikan Anggota pasti ada kan kegiatan malem-malem yang keliling dari satu pos ke satu pos lain buat ngelaksanain misi?
Nah, saya diminta sama salah satu anggota OSIS untuk jaga di Pos 1 bareng sama dua orang anggota OSIS, sebut saja A dan R (belum ada izin untuk mempublikasikan nama),  yang bikin saya agak kaget karena udah berasumsi cuma bakalan jadi tim medis aja.

Singkatnya, kami tiba di tempat perkemahan yang jaraknya tak begitu jauh dari sekolah.
Malam pun menjelang. Setelah makan malam, R, salah satu anggota OSIS yang sama-sama jagain pos 1 bareng saya ngajak diskusi soal pertanyaan yang nanti akan diberikan dan hukumannya kalau mereka ngga bisa jawab.
Pertanyaan selesai dibahas, dan untuk hukuman R menyarankan untuk jalan bebek sambil nyanyi Potong Bebek Angsa, yang menurut saya agak kurang 'wah'. Awalnya terbersit sebuah ide dalam kepala saya untuk memberikan hukuman 'Goyang Caesar' yang populer waktu Ramadhan kemarin. Tapi karena saya sendiri tidak tahu seperti apa bentuk goyang tersebut (karena hanya mendengar cerita dari sepupu saya yang selalu nonton acara itu pas sahur), jadinya ide itu saya cancel.
Mendadak, entah datang darimana dan bagaimana, "Shikat Miring!" tiba-tiba saja muncul dalam benak saya. Sebelum saya sempat memproses ataupun memikirkan kembali ide tersebut, mulut saya langsung saja melontarkan ide untuk memberikan hukuman berupa "Shikat Miring!" pada R, yang diluar dugaan, merespon ide itu dengan terlalu baik.
Dengan semangat 45 dia memanggil A yang kebetulan banget tau tentang "Shikat Miring!". Saat itu saya merasa telah salah bicara. Oh Noooo~

Karena sudah terlanjur basah, akhirnya saya malah ikut semangat ngebahas rencana tersebut. Kami bahkan merencanakan latihan singkat "Shikat Miring!" saat pengecekan lokasi pos. Sayangnya latihan tersebut terpaksa dibatalkan karena kami cek lokasi pos rame-rame sama penjaga pos lain. Jadinya kami hanya berlatih dialog "Shikat Miring!" di rumah kecil tempat para panitia berkumpul.

Finally, pertunjukan dimulai!
Sekitar jam 11 malam kami sudah berjaga di pos. Posnya berupa saung kecil di dekat sawah, di dalam hutan yang dikelilingi pohon. Ditemani sebatang lilin yang berpendar dan keripik kentang rasa balado, kami latihan "Shikat Miring!" kecil-kecilan yang membuat kami bertiga tak hentinya tertawa karena segala kekonyolan "Shikat Miring!" ini. Ide siapa sih ini?



Oke, saya yang ngasih ide.

Menit demi menit berlalu dan belum ada satupun kelompok peserta yang muncul (satu kelompok terdiri dari 6-9 orang). Sambil menunggu, saya merebahkan diri di saung, merasakan dinginnya udara di tengah alam yang pada akhirnya membuat saya tertidur.

1 jam kemudian, saya dibangunkan karena tanda-tanda kelompok peserta pertama sudah terlihat.
Saya berdiri dan bertanya-tanya dalam hati, Benarkah saya harus melakukan ini?. Meski merasa ini memalukan, tapi keinginan saya untuk membuat hukumannya 'menarik' akhirnya memantapkan keinginan saya untuk meneruskan misi ini.
The show must go on, guys~

Kelompok peserta pertama tiba di hadapan kami.
Akhirnya, setelah melontarkan beberapa pertanyaan dan dijawab dengan kurang memuaskan, hukuman "Shikat Miring!" pertama pun dijatuhkan. Herannya, tak ada satu orang pun yang tahu 'tarian' ini. Jadi, saya, R, dan A memperagakan gerakan-gerakan ini satu kali dan nantinya harus dicontoh oleh mereka. Berikut langkah-langkah melakukan "Shikat Miring!" versi kami :
Pertama, satukan kedua telapak tangan (seperti posisi memberi salam) dan letakkan di depan dada, lalu ucapkan "Pertama niatkan, kalau belum sanggup ya sanggupin!" sambil mengepalkan kedua tangan dan menariknya seperti mengatakan "Yes!"
Berikutnya ucapkan "Kalau udah sanggup langsung di sundul sayang~," (menggerakkan kepala seperti menyundul bola ke arah kanan). "Kecup manja...," (menggerakkan kepala ke kiri dan memajukan bibir seperti ingin mencium disertai suara kecupan, mmuah~).
Langsung ucapkan, "Iris tipiiiiis," (menggerakkan lengan kanan dibawah lengan kiri seperti mem-fillet ikan). "Potong maniiiiis," (menggerakkan tangan kanan diatas lengan kiri seperti memotong buncis).
Terakhir, rentangkan kedua lengan dan tekuk kaki kiri ke depan lalu ucapkan "Shikat Miring!"

Uhuk. Selesai menulis tutorial barusan saya masih merasa malu. Bangeeeet.
Tidaaak, apa yang saya lakukaaan? *gali lubang dan sembunyi.

Peserta berikutnya dan berikutnya dan berikutnya lagi datang, hukuman "Shikat Miring!" pun dijatuhkan bertubi-tubi, membuat saya menggali lubang imajinasi semakin dalam. Peserta terakhir akhirnya berlalu dan saya merasa seperti kepiting rebus.
Kembali ke rumah kecil kami, menertawakan kekonyolan yang baru saja kami lakukan sembari menunggu para peserta kembali. Topik "Shikat Miring!", entah bagaimana menjadi populer. Hingga membuat salah seorang guru yang belum tahu langsung mencarinya saat itu juga melalui youtube. Sampai para peserta membahasnya bahkan setelah kembali ke lokasi kemping. Dan bahkan masih tetap populer hingga saat tulisan ini saya buat, mungkin hingga esok, minggu depan, bulan depan, dan bisa jadi, tahun depan.

Beberapa anggota OSIS yang tahu tentang pertunjukan"Shikat Miring!" yang kami lakukan di pos 1 dan tidak tahu bagaimana 'wujudnya', bahkan sampai meminta saya untuk menunjukkan 'tarian' itu pada mereka. Saya katakan bahwa itu adalah pertunjukkan spesial kemping. No. More.

Saat ini saya masih heran dengan kenekatan saya sendiri dalam melakukan pertunjukkan itu. Saya yang beberapa waktu lalu malu berat hanya karena dihukum nyanyi lagu Potong Bebek Angsa dengan huruf vokal 'a' (jadi Patang Babak Angsa) di suatu acara, kok ya bisa-bisanya menunjukkan 'tarian' "Shikat Miring!", depan murid-murid pula. Hahaha. ;p
Sebelumnya, saya belum pernah sekalipun se-ekspresif ini. Apa ini efek training #Xpressive yang terlambat?

Walaupun saya jelas-jelas masih merasa malu dan ketawa konyol kalau ada yang mengangkat topik itu ataupun teringat pertunjukan itu, tapi saya berpikir, kalau semua itu membuat saya sadar bahwa saya pun bisa se-ekspresif itu. Bukankah itu bagus? Bukankah itu artinya sebuah kemajuan, sebuah perubahan kecil yang nantinya akan berdampak besar? Who knows.


- Saya yang masih bertanya-tanya kenapa menuliskan cerita ini dan mempermalukan diri sendiri -
抜き猫

No comments:

Post a Comment

About Me

My photo
cat lover, japan addict, spy girl, paparazzi, the nocturnal, plegmatis, book eater, newbie teacher, single happy, travel writer wannabe;